Satu Islam Untuk Semua

Friday, 06 January 2017

Cuitannya di Twitter Dinilai Sesat, Gus Mus: Jangan Sok Paling Islam, Itu Berlebihan


islamindonesia.id – Cuitannya di Twitter Dinilai Sesat, Gus Mus: Jangan Sok Paling Islam, Itu Berlebihan

 

Seperti saban Jum’at sebelumnya, di tengah-tengah kesibukannya, KH. Ahmad ‘Gus Mus’ Mustafa Bisri menyempatkan menyapa netizen dengan pesan-pesan singkat, sederhana namun sarat makna. Pada Jum’at kali ini, pengasuh Ponpes Raudhatu Thalibin Rembang ini menyinggung soal sikap berlebihan yang dapat menyeret pelakunya pada kedzaliman.

“Sekali lagi, jangan BERLEBIHAN dalam segala hal; termasuk dalam MENYUKAI dan MEMBENCI,” kata Gus Mus di akun pribadinya dengan tegar #TweetJum’at, (6/1).

[Baca juga: Kutip Al-Maidah 8, Buya Syafi’i dan Gus Mus: “Umat Terpancing Benci Ahok Berlebihan”]

Sebagai salah satu ulama senior yang senantiasa dinanti-nanti petuahnya oleh sebagian masyarakat,  tak heran jika cuitan Gus Mus kerap di-retweet hingga ribuan orang. Termasuk disambut dengan ragam komentar oleh netizen yang – meski tidak semua – ditanggapi oleh Gus Mus.

“Wah ajaran sesat apalagi nih…?? Orang yang mencintai Allah dan Rasulnya melebihi cintanya pada diri sendiri apa tdk boleh..??” kata akun @miftah0074 merespon cuitan jebolanAl Azhar Mesir ini.

Seperti diketahui, di media sosial, tak jarang ditemukan orang yang dengan mudah menghakimi orang lain dengan kafir, sesat, bid’ah, dan lain-lain tanpa didahului diskusi yang beradab. Meski apa yang ia sampaikan dinilai ‘sesat’, Gus Mus tetap menanggapi dengan “simbol ekspresi” senyuman setelah merespon komentar @miftah0074.

“Sudah pernah membaca Firman Allah di Al- Qur’an (Surah ke-) 6: 141; (Surah ke-) 7: 31. Itu yang aku maksud. Jangan sok paling Islam. Itu juga berlebihan,” kata Gus Mus menanggapi @miftah0074.

2017-01-06

Akun @fu_rakhmat turut komentar, “Mohon maaf Gus.. kalo Al-Quran dilecehkan tapi diam saja itu juga berlebihan gus diamnya … terimakasih …”

“Kalau aku tahu, langsung aku peringatkan. Kayak orang ini  yg mempertanyakan firman Allah di Quran sebagai “ajaran sesat”,” jawab Gus Mus seoalah menyindir @miftah0074 namun tetap dengan ekspresi ‘similing face’.

Disinggung masalah orang yang suka menyesatkan keyakinan orang lain, meurut Gus Mus di sebuah stasiun TV, mereka menyesatkan bukan karena keyakinan agamanya tapi justru karena ketidakyakinannya pada agama yang dia peluk. Keyakinan itu memperkuat, bukan membuat orang tidak merasa percaya diri sehingga dia takut dengan pengaruh beragamnya keyakinan.

[Baca juga – Gus Mus: Waspadai ‘Orang Pintar Baru’]

Pria berusia 71 tahun ini lalu menceritakan bagaimana dakwah damai Rasulullah. Sebagian orang tidak ingin diajak Nabi menyembah Tuhan, bahkan melempari Nabi dengan batu. Padahal, kata Gus Mus, jika tidak mau diajak ya tidak usah melempar. Karena perilaku buruknya ke Nabi itu, malaikat Jibril sampai ‘jengkel’ dan mengusulkan untuk ‘menyikat’ mereka.

“Saya ini diutus oleh Allah untuk mengajak kepada kebaikan, bukan untuk melaknat keburukan,” katanya mengutip sabda Nabi yang menolak membalas dengan kekerasan.

Betapa mudahnya kebencian disebar dari khotbah-khotbah, disertai dan disarati bahasa geram. Syiar kebencian ini, menurut Gus Mus, dilakukan oleh mereka yang memiliki nuansa nafsu dan keangkuhan  ‘orang pintar baru’ atau OPB. Orang pintar baru, jika dianologikan, seperti baru lulus sarjana tapi sudah bangga dan suka pamer dengan ilmu dan keahliannya. Lebih berbahaya lagi, jika ‘orang pintar baru’ banyak yang mengikutinya.

“Padahal orang yang baru lulus sarjana itu, dia baru memulai untuk menjadi orang pintar.”

Ciri ‘orang pintar baru’ yang diikuti banyak orang akan merasa ‘ghurur’, mengutip istilah Imam Al Gazali yang berarti tertipu dengan dirinya sendiri. “Wah, follower saya banyak nih. Tentu, saya ini orang hebat,” katanya menggambarkan ciri-ciri penyakit hati yang berbahaya ini.

Gus Mus berpesan untuk tidak pernah berhenti belajar. Sebagaimana orang yang tidak putus ngaji kitab bab demi bab secara mendalam, perjalanan manusia kepada Tuhannya ini panjang dan banyak yang harus ditempuh. Sedemikian sehingga tidak mudah seseorang divonis sesat oleh orang lain yang berbeda capaiannya dalam perjalanan.

“Tidak boleh juga, kalau orang masih berjalan pada tahap ini, lalu kita hukumi sesat. Padahal perjalanan dia masih jauh kok,” katanya sambil menjelaskan bahwa orang yang bahaya justru yang berhenti di tengah perjalanan dan merasa dirinya paling benar. []

[Baca juga – Fatwa Jum’at Gus Mus: “Bencilah Perilakunya, Jangan Benci Orangnya”]

 

YS/ islam indonesia

 

6 responses to “Cuitannya di Twitter Dinilai Sesat, Gus Mus: Jangan Sok Paling Islam, Itu Berlebihan”

  1. Toko Alin says:

    saya suka kyai” seperti ini.
    masih banyak kyai” seperti gus mus jadi panutan/teladan yang baik.

  2. Inilah kenapa Gus Mus selalu dihormati, karena pikirannya selalu lurus.

  3. Anti Ulama Suu' says:

    Penista Al Qur’an didiemin, yg bela Al Qur’an dicap sesat, dipuji sama Kafir dan Liberal deh dia. Ulama? Inikah sikapnya Ulama? Jika Ahok bilang gitu dijaman Nabi atau paling tidak dijaman salah satu Khulafau Rassyidin atau Tabi’in sudah di vonis mati dia.

  4. Azis says:

    Tak tahulah Ulama ini bicara karena benar atau benar bicaranya. Selama merasa ilmunya mmg tinggi, semoga menyejukkan di Islam.

Leave a Reply to Anti Ulama Suu' Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *