Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 23 August 2015

Cak Nun: Merdekalah atas Diri Sendiri, sebelum Memerdekakan Orang Lain


Semangat bela negara seolah menyala setiap perayaan kemerdekaan. Namun, hal itu seakan sia-sia bila kita tidak memiliki kedaulatan atas diri sendiri. Begitulah yang disampaikan budayawan Emha Ainun Nadjib, atau yang lebih sering disapa Cak Nun, dalam sebuah diskusi umum di Bandung belum lama ini.

“Bagi saya, untuk bisa berdaulat, harus dimulai dari kedaulatan diri sendiri … Merdekalah atas diri sendiri, barulah merdekakan orang lain. Kalau sudah berdaulat, membela negara bukan karena kewajiban, tapi kecintaan. Jadikan membela negara sebagai shodaqoh. Tidak diwajibkan, namun berlandaskan kecintaan kita,” katanya.

Cak Nun menilai bahwa ketidakmampuan kita berlepas diri dari banyaknya “identitas yang melekat” akan menjadikan kita tidak bisa bersatu menegakkan kedaulatan di republik ini.
“Seperti sabda Rasulullah, bukan orang beriman jika tidak mencintai tetangganya. Jadi, kedaulatan akan susah dicapai jika kalau kita masih bawa identitas Jawa, Sunda, dll,” ujar pendiri Jamaah Maiyah Kenduri Cinta tersebut.

Walau begitu, lanjut Cak Nun, identitas kesukuan tidak perlu dihapuskan. Kita hanya perlu memerdekakan diri dengan mengesampingkan itu bila sudah berbicara konteks keindonesiaan. “Seperti gado-gado, ada kentang, kubis, kacang, dll. Tapi gado-gado yang enak itu adalah jika bahannya memakai kentang beneran, kubis beneran, kacang beneran. Kita harus jadi Jawa beneran, Sunda beneran, namun dalam batas-batasnya. Kalau sudah berbicara tentang kecintaan yang lebih tinggi, hilang sudah kesukuan itu. Kecintaan pada Allah, Rasul, itulah kecintaan yang lebih tinggi,” tutur lelaki berusia 62 tahun tersebut.

Terkait kemajemukan berpikir, Cak Nun juga menyampaikan bahwa kebenaran selain Qur’an adalah relatif.

“Asal Qur’an, pasti bener. selain Qur’an, semuanya relatif. Tafsir Qur’an juga relatif. Jadi jangan ada satu majlis tafsir Qur’an yang seenaknya kafir-kafirkan yang lain. Nanti Allah marah lho. ‘Kan Saya yang bagi rapor, kenapa kamu mendahului saya,’ ya kan?” tuturnya disambut tepuk tangan peserta diskusi.

Jawad Alatas/IslamIndonesia  Foto: Caknun.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *