BUKU – Keindahan Batin Bersuci Menurut Al-Ghazali

IslamIndonesia.id–Keindahan Batin Bersuci Menurut Al-Ghazali
Berbeda dengan buku fikih pada umumnya, ulama besar yang juga ahli ketuhanan, Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali, menekankan dua prinsip “emas” dalam bersuci. Pertama, prinsip kemudahan dalam pelaksanaan tata cara lahiriah bersuci sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Saw. dan para sahabat r.a. Kedua, menghayati keindahan batiniah pada setiap gerak dan tata cara bersuci.
Prinsip kemudahan dan keindahan tersebut senantiasa menjiwai penjelasan Imam Al-Gazali dalam karyanya ‘Rahasia Bersuci’ yang mencakup tiga macam bersuci; 1) bersuci dari najis; 2) bersuci dari hadas kecil dan besar; dan 3) bersuci dari kotoran badan seperti membersihkan kuku dan rambut.
Jika ditinjau dari hadis, “kebersihan itu setengah dari iman” — (HR Muslim dan Tirmidzi) — jelas yang dimaksud dalam buku setebal 168 halaman ini tidak sekedar membicarakan kebersihan seperti membilaskan air pada tubuh namun pada saat bersamaan membiarkan batin dipenuhi hal-hal keji dan kotor.
Nah, dalam buku yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Noura Books ini, pembaca diajak menyelami kedalaman kajian Imam Al-Ghzali tentang ‘thaharah’ yang meliputi dimensi lahiriah dan batiniah. Berdasarkan Al-Qur’an dan hadis Nabi, kajian dan implikasi amal dari tema ini merupakan sesuatu yang amat penting dalam ajaran Islam.
Kanjeng Nabi Muhammad Saw, bersabda “Sesungguhnya Allah adalah Mahabaik lagi menyukai kebaikan. Dia adalah Mahabersih lagi menyukai kebersihan. Dia adalah Mahadermawan lagi menyukai kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumah-rumah kalian, dan jangan menyerupai kaum Yahudi.” (HR Tirmidzi).
Lebih istimewa lagi, karena buku yang telah beredar sejak Desember 2015 ini merupakan percikan dari karya agung Imam Al-Ghazali yang berjudul ‘Ihya Ulum Al-Din’. Ulama kelahiran Thus-Iran ini bukan hanya dikenal sebagai ahli ketuhanan tapi juga merupakan filsuf besar. Pemikirannya yang diabadikan dalam karya-karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan senantiasa dikaji dari generasi ke generasi.
Tak hanya mengenai teologi dan tasawuf, Imam Al-Ghazali juga menulis karya yang populer dikenal dengan ‘Tahafut Al-Falasifa’. Di dalamnya, Imam Al-Ghazali membahas masalah-masalah filsafat, terutama Neo-Platonisme dan filsafat Yunani serta pengaruhnya dalam metafisika. Sedemikian luas dan dalamnya ilmu tentang agama dan ketuhanan dalam Islam yang dimiliki, Imam Al-Ghzali juga dijuluki “Hujjatul Islam”.[]
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang suka bertaubat dan yang suka menyucikan diri”
(QS Al-Baqarah [2]: 222)
YS/Islamindonesia
Leave a Reply