Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 18 May 2016

Al Nahda Tunisia Bercerai dari Ikhwanul Muslimin. PKS Mengekor?


Mengapa Partai Nahda Tunisia Lepas dari Ikhwanul Muslimin?

IslamIndonesia.id –Sejarah besar di Tunisia. Ennahdha atau kerap disebut Al Nahda, partai Islam terbesar yang banyak mewarnai Tunisia pasca tumbangnya rezim tiran Ben Ali, memutuskan menyapih gerakan politik partai dari kegiatan dakwah, dalam sebuah langkah yang dipandang banyak kalangan sebagai talak tiga atas Ikhwanul Muslimin, mentor sekaligus induk semang yang menginspirasi lahirnya kelompok perlawanan politik populer itu 35 tahun silam.

Dalam sebuah pernyataan belum lama ini, pimpinan sekaligus tokoh spiritual Ennahdha, Rached Ghannouchi, menggambarkan kebijakan itu sebagai sebuah kemestian demi perbaikan nasib partai dan kemajuan Tunisia. “Kami menuju perubahan menjadi partai politik dalam rangka memperbaiki hubungan dengan negara dan meninggalkan bidang dakwah,” katanya.

Pernyataan kontroversial itu, muncul jelang muktamar partai yang ke-10 pada 21-22 Mei, sontak memicu kehebohan dan membuat kalangan analis bertanya-tanya seberapa besar pengaruhnya pada posisi partai vis a vis Ikhwanul Muslimin. Pasalnya, Ghannouchi sebelumnya melontarkan kritil pedas ke Ikhwanul Muslimin dan jajaran pimpinan organisasi IM di seluruh dunia. Menurutnya, politik dan gaya kepimpinan IM di Mesir “membingungkan, telah usang, dan kekanak-kanakan”.

Selain itu, dia juga menyatakan ketamakan dan ambisi politik IM di Mesir telah memicu kegagalan yang sistemik. Menurutnya, sejak tumbangnya rezim Husni Mubarak, IM berupaya memonopoli seluruh lini kekuasaan padahal sebelumnya pimpinan IM telah berjanji berbagi dengan elemen politik lain.

Kritik Ghannouchi itu tertuang dalam sebuah surat panjang yang dia tujukan ke seluruh peserta konferensi pimpinan organisasi IM sedunia, yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, medio April silam. Surat itu sempat dibacakan langsung oleh seorang perwakilan Ennahdha yang menggantikan Ghannouchi yang berhalangan hadir. Seolah ingin memastikan kritiknya menggaung luas, dia secara khusus meminta panitia konferensi untuk menyebarkan surat terbuka itu ke seluruh cabang IM di dunia.

Sejumlah laporan menyebut peserta konferensi menganggap surat itu sebagai bukti tak terbantah perubahan radikal dalam pemikiran Ghannouchi. Mungkin itulah sebabnya hingga Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang merupakan tokoh sentral partai Islam berkuasa AKP, menolak menyebarluaskannya — bahkan berusaha menyembunyikannya.

Ghannouchi kabarnya naik pitam dan menyebarkannya sendiri sepuluh hari pasca konferensi.

Mengapa-Partai-Nahda-Tunisia-Lepas-dari -Ikhwanul-Muslimin

Rached Ghannouchi, Pendiri Gerakan Ennahdha

Sementara itu, situs Inewsarabia  menggambarkan adanya pernyataan Ghannouchi bahwa sebentar lagi Partai Ennahdha akan bercerai dari Ikhwanul Muslimin.

Sementara Ketua Dewan Syura Ennahdha, Fathi Eyadi, menyampaikan keinginan mengubah kemudi partai menjadi partai politik madani berasaskan demokrasi dengan tetap berpegang pada identitas Islam. Menurutnya, itu bukan berarti partai sedang berupaya menghapus keIslamannya dan seolah-olah menjadi sekuler, sebagaimana tudingan sebagian pengamat.

Anggota Dewan Syura Ennahdha lainnya, Zubair Al-Syuhudi, menyampaikan bahwa keputusan atas perubahan Ennahdha menjadi partai politik sesuai dengan standar Undang-undang Dasar Tunisia yang melarang partai mengadopsi platform ganda, sebagai partai sekaligus organisasi dakwah.

Para petinggi Ennahdha juga menyatakan bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk mencoba arah politik baru di saat organisasi Islam lain, termasuk mentor mereka, (Ikhwanul Muslimin) lemah dan terpojok.

Sebagian pengamat menilai maneuver anyar Ennahdha sebagai langkah positif. Mereka merujuk pada fakta banyaknya partai Islam yang berkiblat ke Ikhwanul Muslimin yang berantakan dan tersisih dari percaturan politik lantaran mencampuraduk urusan politik dengan kegiatan dakwah.

Bila Ennahdha berhasil keluar dari medan gravitasi Ikhwanul Muslimin, sebagian analis berspekulasi langkah itu bakal menular dan tak tertutup kemungkinan diadopsi partai Islam lainnya di berbagai negara, termasuk Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia yang belakangan, setelah aneka skandal korupsi, terlihat kencang menampilkan diri sebagai partai Islam dengan semangat nasionalisme yang menyala.[]

 

Tom/IslamIndonesia/Sumber: RT dan Kofia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *