Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 27 February 2016

KISAH – Ketika Nyawa Nabi Musa Dicabut Izrail


Ketika Nabi Musa as mengetahui ajalnya tidak lama lagi tiba, ia pergi berpamitan kepada ibunya. “Bu, sebentar lagi saya akan melakukan perjalanan,” kata Musa

“Perjalanan apa nak?” tanya ibunya.

“Perjalanan ke akhirat bu,” jawab Musa yang membuat ibunya meneteskan air mata.

Kesedihan yang sama dialami oleh istri, anak dan kerabat dekatnya hingga membuat nabi pembawa ajaran Taurat itu pun menangis. Dan Tuhan berfirman, “Wahai Musa, engkau akan datang menemui-Ku. Untuk apa engkau menangis?”

“Hatiku mencemaskan anak-anakku,” jawab Musa.

“Wahai Musa, lepaskanlah hatimu dari mereka. Biarkan Aku yang menjaga mereka. Biarkan Aku yang mengurus mereka dengan kecintaan-Ku.”

Hati Musa menjadi tenang hingga datanglah malaikat Izrail. “Engkau datang untuk mengunjungiku atau mencabut nyawaku,?” tanya Musa.

“Untuk mencabut nyawa Anda,” jawab Izrail.

“Darimana engkau akan mencabut nyawaku,?”

“Dari mulut Anda,”

“Apakah engkau akan mengambil nyawa melalui mulut yang suka bermunajat kepada Tuhan?”

“Kalau begitu, dari tangan Anda,”

“Apakah engkau akan mencabut nyawa melalui tangan yang pernah membawa lembaran-lembaran Taurat?”

“Kalau begitu, melalui kaki Anda,”

“Apakah engkau akan mengambil nyawa melalui kaki yang pernah berjalan ke bukit Thur untuk bermunajat pada Tuhan,?”

Akhirnya Izrail memberikan jeruk yang harum kepada Musa. Ketika utusan Tuhan itu menghirupnya, Musa menghembuskan nafasnya yang terakhir.

“Wahai nabi yang nyawanya paling ringan dicabut, bagaimanakah rasanya kematian?” tanya Izrail.

Lalu manusia pilihan Tuhan itu menjawab, “seperti kambing yang dikuliti hidup-hidup.”

 

Edy/ Mci/ Islam Indonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *