Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 02 August 2015

SEJARAH – Mengenal Kakek, Ayah & Ibunda Rasulullah Muhammad saw (5)


Rencana Abdulmuttholib menggali zamzam pun menyebar dan mengundang minat pemuka Quraisy. Mereka ingin dilibatkan dalam proyek monumental tersebut. Abdulmuttholib menumbuhkan harapan di hati mereka akan kembalinya zamzam. Kata mereka: ”Bukankah zamzam adalah peninggalan Abul ‘Arab (sebutan bagi Nabi Isma’il ‘alaihis-salam) yang juga sebagai kakek kami semua”.

Sementara orang-orang Quraisy terus mendesak diajak, Abdulmuttholib tetap pada pendiriannya; mencari dan menggali zamzam dengan hanya ditemani anaknya seorang. 

Nego punya nego, akhirnya mereka menyarankan penengah; seorang “paranormal” yang tinggal cukup jauh di seberang bukit-bukit sahara Makkah. 

Abdulmuttholib menunduk, berpikir sejenak dan secara bijaksana ia menyetujui desakan Quraisy. Berangkatlah Abdulmuttholib beramai-ramai mengarungi padang pasir tandus, kering, keras dan buas demi mencari paranormal itu. Entah mengapa rombongan tersesat. Bekal persediaan air, makanan mulai menipis dan akhirnya habis. Pulang ke Makkah pun tidak mungkin. Setiap orang dirombongan itu mulai cemas. Wajah mereka mensiratkan rasa takut dan putus asa. Sejak lama dan sampai sekarang, gurun sahara memang tidak kenal kompromi. Burung-burung Nasar pemakan bangkai, binatang buas padang pasir, selalu mengintai dari kejauhan. 

Tapi Abdulmuttholib tetap tenang, duduk menyendiri dengan sesekali bibirnya bergerak, seperti menggumamkan dzikir dan do’a. Orang-orang sesekali memandangi Abdulmuttholib dan mendekatinya, seperti mengharap jalan keluar. ”Kita semuanya akan mati bila tidak mendapat air. Lihatlah dibalik bukit-bukit itu, burung-burung dan binatang liar telah bersiap pesta pora dengan hidangan tubuh-tubuh kita yang tidak lama lagi mungkin sudah menjadi mayat. Sebaiknya setiap dari kita mulai menggali kuburnya masing-masing. Bila seorang mati yang lain akan menguburkannya, begitu seterusnya. Dengan begitu, yang terakhir mati, semoga akan dikuburkan oleh angin yang membawa pasir gurun ini,” kata Abdulmuttholib. Meski tampak ia tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya, Mereka semua patuh pada pemimpinnya. Abdul Muttholib memperhatikan mereka satu persatu, terharu, memelas melihat kepatuhan rombongannya. 

Lalu, tiba-tiba saja Abdulmuttholib mengejutkan semua orang, sambil berdiri gagah dengan suara lantang. Katanya: ”Wahai kaum Quraisy, kematian yang kita tunggu ini adalah kematian yang aib. Kematian yang hina. Kematian yang tidak layak di alami oleh Quraisy, tetangga Baitullah. Mengapa kita berputus asa? Marilah dengan sisa tenaga yang masih kita miliki, kita berpencaran kesekitar mencari kemungkinan mendapat air. Itu lebih utama daripada memanfaatkan sisa tenaga untuk menggali kubur. Bukankah Allah Maha Pengasih lagi Penyayang!? Mengapa kita berputus harap atas rahmatNya?” 

Mendengar itu sebagian dari mereka timbul semangatnya. Sebagian lagi menerimanya dengan setengah hati. Ada juga yang tetap tidak beranjak dari duduknya, mungkin karena sangat lemah atau yakin tidak akan ada air disekitarnya.

Mulailah mereka berpencar. Abdul Muttholib bersama beberapa orang yang dipilihnya memilih arah Baitullah Makkah. Baru beberapa ratus meter berjalan, salah seorang dalam kelompok Abdulmuttholib berteriak keras kegirangan: ”Aiiiiirr, aaiiiiiirrrrr, Abdulmuttholib…aaiirrr, Abdulmuttholib menemukan air”. 

Yang mulanya rombongan telah berpencaran, bergegas menuju ke kelompok Abdulmuttholib. Mereka melihat Abdulmuttholib tidak henti-hentinya bersyukur kehadirat Allah di depan mata air yang baru ditemukan. Mereka semua minum sepuas-puasnya. Mereka tidak lagi ingat paranormal yang nyaris memupuskan hidup mereka. 

“Abdulmuttholib telah menyelamatkan nyawa kita, sementara paranormal nyaris membinasakannya…” Begitu kata mereka semua berlagu berulang-ulang seperti layaknya penyair. 

Pada saat itu juga, semuanya tanpa terkecuali bersepakat, memberi wewenang sepenuhnya pada Abdulmuttholib sebagai satu-satunya penguasa zamzam. BERSAMBUNG

HY/Islamindonesia

Bagian 1

Bagian 2

Bagian 3

Bagian 4

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *