HIKMAH – Wanita Tua dan Al-Quran

Seorang wanita menderita sakit di usia senjanya. Dia terbujur di bangsal selama satu tahun.

Selama masa itu, para perawat takjub dengan banyaknya pengunjung yang setiap hari menjenguk nyonya tua ini. Mulai dari anak-anaknya, tetangganya, pengagumnya, dan siapa saja yang tidak terhitung jumlahnya.

Rasa penasaran membuat salah satu perawat mengajukan bertanya ke Yusuf, salah satu putra sang wanita renta itu. “Tidakkah kalian merasa kesusahan mengunjungi ibu kalian setiap hari padahal jarak rumah kalian terpaut jauh dari rumah sakit ini?” kata perawat. Lalu dia melanjutkan. “Bagaimana pula halnya dengan pekerjaan kalian sehari-hari? Tidakkah membuat kalian lelah sehingga kalian terus menerus menemani ibu kalian?”

Yusuf menjawabnya dengan senyuman dan membacakan sebuah ayat Alquran Al-Karim.

Kemudian sang perawat mengajukan pertanyaan yang sama kepada tetangga nyonya yang sakit. Mereka pun menjawabnya dengan jawaban serupa yang diberikan Ali. 

Tak lama kemudian datang pula kerabat sang nyonya. Perawat pun mengajukan pertanyaan yang sama, namun memperoleh jawaban yang sama. Perawat ini kian berkalang takjub!

Waktu berkunjung telah usai. Perawat pun mendatangi sang nyonya seraya bertanya, “Alangkah bahagianya Anda! Setiap hari dikunjungi orang-orang yang mencintai Anda, wahai nyonya.”

Tersenyumlah wanita ini. Dia berkata, “Di rumahku banyak sekali mushaf (Al-Quran). Aku selalu berusaha tidak membiarkannya satu pun di antaranya begitu saja. Lalu aku membacanya walau satu ayat dari salah satunya.”

“Begitu pula halnya jika aku masuk masjid. Aku mencari mushaf yang mulai berdebu, aku membersihkannya dan membacanya walau beberapa ayat yang aku anggap mudah dibaca.”

“Dan acapkali selesai membacanya, aku selalu membaca ayat, “Rabbi laa tadzarnii fardan wa Anta Khairul Waritsin/Tuhanku jangan Engkau biarkan aku hidup seorang diri. Engkaulah sebaik-baik Waris.” (Q.S Al-Anbiya’ [21]: 89)[]

MK/IslamIndonesia