Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 13 March 2014

Gus Mus: Kiai (Itu) Budaya Jawa


www.tribunnews.com

Kata “kiai” kadung dianggap luas oleh masyarakat Indonesia sebagai “gelar”—yang disematakan pada seseorang yang pandai dalam ilmu agama Islam. Bahkan, ada pula yang mengira bahwa kata kiai merupakan terjemahan dari ulama.

Namun, Pejabat Rais Aam PBNU KH. Mustofa Bisri mengatakan bahwa, kiai merupakan istilah budaya. Itu pun hanya budaya Jawa.

“Orang Jawa itu tidak hanya menghormati orang, tetapi juga menghormati benda yang kemudian disebut kiai,” kata KH. Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus dalam acara haul ke-25 KH Ali Maksum Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, seperti dikutip dari Nu.or.id pada Kamis (13/03).

Gus Mus mencontohkan, Kiai Nogososro Sabuk Inten, itu keris. Kiai Pleret, itu tombak. Malah ada lagi, Kiai Slamet itu kerbau. “Intinya apa-apa yang dimuliakan masyarakat disebut kiai,” tutur Gus Mus yang disambut gelak tawa para jamaah.

Kiai, tambah dia, tidak seperti gelar-gelar lain misalnya doktor, insinyur yang jelas ijazahnya. “Kiai itu tidak seperti doktor, tidak seperti insinyur yang ada diplomanya. Kalau kiai tidak ada yang bakal tanya. Seandainya pun ada yang tanya, ya kiai-kiai akan bingung. Soalnya tidak memiliki diploma kiai,”

“Terkait dengan nama Nahdlatul Ulama, mungkin kiai-kiai dulu itu tidak menemukan padanan kata yang tepat untuk mengejawantahkan kata kiai. Makanya dicari padanan kata yang pas, yakni ulama,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Mus juga menyatakan bahwa saat ini banyak ustadz-ustadz dan kiai-kiai produk dari media yang keilmuannya belum mumpuni.

 

Sumber: Nu.or.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *