Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 26 May 2015

Di Mekkah, Arab Saudi, Hotel Super Mewah 10.000 Kamar Menanti Muslimin


Bagi mereka yang kerap umrah,  Makkah di Arab Saudi adalah kota suci yang tak pernah berhenti berdenyut dan bersolek. Di bulan apapun, kota yang terpatri di hati setiap Muslim itu selalu bisa menawarkan kebaruan, kejutan dan kemegahan yang melenakan mata. Tapi bila Anda ke sana dua tahun dari sekarang, ketakjuban Anda bisa jadi melenting ke puncak yang baru.

Ya, pada 2017, penguasa Makkah dan Madinah bakal meresmikan  Abraj Kudai, hotel bintang lima yang paling megah dan terbesar di Makkah.

Bahkan, menurut The Independent belum lama ini, hotel itu bakal menjadi yang terbesar di kolong langit. Dengan empat landasan helikopter di setiap menara hotel serta lima lantai khusus untuk keluarga Kerajaan Arab Saudi, hotel ini disebut-sebut segera merubah Makkah menjadi berpendar-pendar dan penuh kemegahan laiknya distik bisnis di Manhattan atau mungkin Las Vegas di Amerika Serikat.

Hotel dibangun dengan megah dan fasilitas yang sangat mewah, kata koran berbasis Inggris itu. Berkapasitas 10.000 kamar, 70 restauran, convention center, pusat perbelanjaan, dan pusat kuliner menjadikan Abraj Kudai tak ubahnya mahkota pelengkap Kota Suci.

Abraj Kudai terletak di Manafia, salah satu zona sentral Makkah. Ini menjaikannya mudah diakses lewat dua jalan utama, baik dari timur yaitu kawasan Ajyad maupun barat yaitu terowongan Kudai dan Birka. Jaraknya hanya beberapa kilometer dari selatan Masjid Agung.

Pembangunannua sepenuhnya dibandari Kementerian Keuangan Saudi dan dirancang oleh grup Dar Al-Handasah yang punya reputasi merancang bandara di Dubai dan penata kota di Kazakhstan.

Menawarkan tampilan klasik dan elegan, dari kejauhan Anda bakal terpesona pada tower hotel yang seperti tumpukan pilar raksasa yang menjulang ke langit. Warna utama hotel adalah merah muda degan kaca-kaca kamar berwarna biru.

Setiap menara hotel berdiri bersisian,  seperti saling merangkul, sehingga setiap tamu hotel dapat menikmati pemandangan masing-masing menara dari dalam kamar hotel. 

Akan ada juga jam menara yang diberi nama Abraj Al-Bait. Jika siang hari Masjid Agung terlihat sayup-sayup dibawah bangunan ini. Dari sini pula Ka’bah dan aktifitas di dalamnya akan terlihat jelas.

Kontroversi Mengekor

Dibangunnya Abraj Kudai mau tidak mau menuai kontroversi. Irfan Al-Alawi dari Islamic Heritage Research Foundation, sebuah yayasan yang kampanyenya berusaha menyelamatkan warisan budaya Islam yang sudah hampir punah, menganggap kehadiran hotel justru isyarat kemunduran bagi Makkah.

”Segalanya sudah disapu-bersih untuk membuka jalan bagi hotel mewah ini, menghilangkan kesucian Makkah serta membuat ibadah Haji seperti permainan harga saja.”

Setiap tahunnya, Makkah menampung sekitar dua juta orang jamaah haji. Tapi di luar itu, Makkah rutin menjamu 20 juta orang  yang datang dengan beragam maksud, mulai dari pernikahan hingga konferensi, bahkan sekadar sebagai turis.  

Kendati, menurut Alawi, semua itu tak bisa membenarkan pembangunan hotel supermewah di Makkah. Dia cemas pembangunan hotel bakal memakan warisan bangunan Islam yang sudah tersisa sedikit. Dia mencontohkan kasus diratakannya rumah istri tercinta Nabi, Khadijah Al Kubra, sekadar demi membangun fasilitas toilet umum di atasnya.

Andi/The Independent

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *