Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 07 October 2015

Darurat Asap, Perhatian Dunia Tertuju pada Indonesia


darurat-asap

Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Singapura mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka telah menyiapkan pesawat C-130 untuk operasi modifikasi cuaca, satu helikopter Chinook dengan penampungan air untuk pemadaman api dari udara, serta dua pesawat C-130 untuk mengangkut tim pemadam kebakaran dari Pasukan Pertahanan Sipil Singapura.

Di Jakarta, Selasa, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan detil tawaran itu kurang sejalan dengan keinginan pemerintah. “Bantuan internasional harus sesuai dari negara yang terkena bencana,” katanya.

Menurut Sutopo, Indonesia lebih memerlukan bantuan berupa pesawat pembom air jenis amfibi. “Sekali pesawat amfibi terbang, kemudian masuk ke danau, ke sungai, ke laut, mengangkut 25,7 ton (air). Ini permintaan kita. Terserah di sana mau pengadaan (seperti apa). Sekali pukul, (api di lahan seluas) satu sampai 1,6 hektar langsung mati. Kecuali dibantu 20 chinook (oleh Singapura),” tambahnya. 

Selain itu, pemerintah Malaysia dilaporkan telah menawarkan bantuan pasukan militernya untuk mengatasi kebakaran. 

 Kepala BNPB Willem Rampangilei juga mengatakan pemerintah saat ini baru tahap komunikasi diplomatik soal tawaran bantuan Singapura dan juga Malaysia.

“Jangan dianggap bahwa Indonesia itu alergi dibantu. Kita sangat simpati, kita justru happy kalau tetangga itu menawarkan bantuan, itu menunjukkan ASEAN brotherhood. Tetapi kita mesti lihat, bantuan itu kontribusinya seberapa jauh dalam penyelesaian masalah? Tolong dilihat ini juga,” katanya.  

Pejabat berwenang Malaysia pada hari ini (7/10) kembali menggelar pertemuan komite khusus untuk membahas cara mengatasi kabut asap dari Indonesia. Ini merupakan pertemuan nasional ketiga yang digelar di Malaysia dalam tiga pekan terakhir.

Stasiun berita Channel News Asia, Selasa (6/10) melansir pertemuan itu dihadiri pejabat berwenang dari Departemen Lingkungan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pendidikan. Ketiga bidang itu yang diklaim oleh Negeri Jiran terkena dampak yang parah akibat kabut asap.

Kabut asap kini telah juga menyebar ke wilayah lainnya di Asia Tenggara. Selain Malaysia dan Singapura, kabut telah menyelimuti area selatan Thailand dan Filipina.

Harian Bangkok Post (5/10) melansir tingkat udara di beberapa provinsi seperti Songkhla, Yala, dan Pattani dinyatakan tak sehat sejak Senin kemarin. Angkanya telah mencapai 171 mikrogram per kubik meter. Sementara itu, pejabat berwenang dari Indonesia mengatakan tingkat polusi dari Indonesia telah meningkat dalam waktu 24 jam terakhir. Otoritas di sana juga telah membuka nomor hotline untuk memberi saran dan menyerahkan masker penutup wajah.

Terhitung sejak Senin (5/10), Kalimantan, Indragiri Hilir (Riau), Palembang, Jambi, dan Riau dalam kondisi udara terparah salam sejarah kabut asap di Indonesia. Bahkan, indeks standar pencemaran udara di Jambi mencapai 601, yaitu dua kali lipat ambang batas bahaya yang ada di angka 300.

“Saya tidak tahu bagaimana caranya masyarakat bisa bertahan. Jika tidak ada satu tindakan yang diambil, bukan tidak mungkin berita selanjutnya yang kita dengar dari Kalimantan, Inhil, Palembang, Jambi, Pekanbaru adalah bayi-bayi yang tidak bernyawa, anak-anak yang dalam kondisi kritis,” ujar Wakil Ketua Komisi II DPR RI Lukman Edy di Kompleks Parlemen, Senin.

Berbagai media internasional memberitakan kondisi “darurat asap” yang melanda Indonesia. Segenap pihak meminta pemerintah Indonesia segera menyelesaikan persoalan ini.

Zainab/ Islam Indonesia. Foto: AFP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *